Seorang anak muda duduk di masjid menunggu khotbah Jumat, melihat dengan tidak begitu ramah kepada kotak sumbangan yang di dorong ke arahnya.
Dia membuka dompetnya dan memilih-milih uang yang terkecil untuk sumbangan.
Dengan berat hati dia memasukkan uang lembaran Rp. 1,000.- ke kotak amal.
Sebelum dia mendorong kotak itu ke sebelah, seorang bapak tua di belakang menepuk pundaknya, dan memberikan dua lembar uang Rp. 100,000.-an.
Dia tertegun heran, tapi segera memasukkan dua lembar uang tersebut ke kotak amal, dan mendorongnya ke jemaah berikutnya.
Dia menoleh ke bapak tua tersebut dan berkata: “Kebanyakan atuh Pak? Seribu aja udah cukup. Sayang khan?”
Sang bapak tua tersenyum dan menggeleng ramah, dan mengatakan: “Bukan gitu dik, itu tadi uang adik yang jatuh dari dompet.”
Dia membuka dompetnya dan memilih-milih uang yang terkecil untuk sumbangan.
Dengan berat hati dia memasukkan uang lembaran Rp. 1,000.- ke kotak amal.
Sebelum dia mendorong kotak itu ke sebelah, seorang bapak tua di belakang menepuk pundaknya, dan memberikan dua lembar uang Rp. 100,000.-an.
Dia tertegun heran, tapi segera memasukkan dua lembar uang tersebut ke kotak amal, dan mendorongnya ke jemaah berikutnya.
Dia menoleh ke bapak tua tersebut dan berkata: “Kebanyakan atuh Pak? Seribu aja udah cukup. Sayang khan?”
Sang bapak tua tersenyum dan menggeleng ramah, dan mengatakan: “Bukan gitu dik, itu tadi uang adik yang jatuh dari dompet.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan pesan...
ada kesalahan mohon dikoreksi..
Maaf lo komentarnya ga ke bales,soalnya jarang on...